Peradapan Mataram kuno di Lereng Gunung Sindoro


 Situs Liyangan ditemukan oleh penggali pasir,mereka tak akan mengira kawasan lereng  gunung yang dikenal indah pemandangannya , tanah yang  subur dengan  pertaniannya dan lerengnya yang curam tersebut tinggal sekelompok masyarakat dengan tradisi serta kepercayaan tertentu .Tanpa ada penambangan pasir di dusun Liyangan tidaklah mungkin situs Liyangan dapat ditemukan seperti sekarang ini 
    
        Kawasan situs Liyangan ini terus di ekskavasi oleh Balai Arkeilogi Yogyakarta untuk mengungkap struktur batuan mirip bangunan candi tersebut.Bangunan terbuat dari batuan andesit mirip candi sampai saat sudah diekskavasi sebanyak 5 kali oleh Balai Arkeologi Yogyakarta ditemukan dua halaman luas yang diduga areal peribadatan Hindu kuno periode Mataram kuno abad ke-7 sampai abad ke-10 Masehi yang kemudian dinamakan Situs Layangan .
      Situs Liyangan yang ditemukan di dusun Liyangan sebagaimana dilansir National ,Geographic .com tertanggal 1 Juli 2014 disebut sebagai penemuan terlengkap yang pernah ditemukan sebagai kawasan pemukiman zaman Mataram kuno abad VII yang tertimbun material vulkanic gunung .
      Situs Liyangan ini terbagi tiga bagian pokok yaitu areal pemukiman lereng paling bawah,areal peribadatan di lereng tengah dan areal pertanian dilereng paling atas .Halaman depan situs Liyangan Sebagaimana dilansir oleh Nationalgeographic.co.id tertanggal 1 Juli 2014 terdapat batur sebagai landasan berukuran 8 meter × 8 meter kemudian halaman kedua terdapat sebuah candi dan 4 batur  berukuran 24 meter× 24 meter yang diduga sebagai pendopo dengan rumah kayu berdinding anyaman kayu beratap ijuk,namun rumah kayu terbakar akibat awan panas gunung Sindoro.
      Sekitar komplek para ahli menemukan aneka hasil pertanian tumpukan ikatan padi,jagung,pala dan kelapa yang telah menghitam menjadi arang ,Selain itu ditemukan pula aneka perkakas tahan erupsi tembikar,guci,dan peralatan logam berupa lima lampu gantung,genta lonceng dari perunggu sebagai perangkat peribadatan .Aneka ragam penemuan menunjukkan tempat ini menjadi kompleks peribadatan hindu kuno.
      Pada tahun 2014 Balai Arkeologi Yogyakarta  menemukan pragmen tulang tengkorak belakang,tulang tangan dan gigi individu perempuan berumur 22 tahun di Liyangan dalam kondisi tidak terbakar .Individu tersebut diduga  tidak meninggal akibat letusan gunung .Jejak Korban erupsi gunung Sindoro minim ditemukan dan  diperkirakan masyarakat Mataram kuno memiliki pola pikir yang maju mengenali tanda alam .
      Pola pikir masyarakat Mataram kuno sudah maju diduga kuat mereka telah mengungsi sebelum erupsi gunung Sindoro menimbun pemukiman tersebut.Pola pikir masyarakat Mataram kuno tidak maju dalam menghadapi erupsi gunung Sindoro dengan mengungsi sebelum erupsi ,melainkan juga masyarakat Mataram kuno telah memperbaiki berkali-kali pagar batu andesit terlihat dari jejak perbaikan dari batu persegi menjadi batu bulat sebelum erupsi besar menimbun Liyangan  .Di samping itu,bangunan talud kuno dibangun oleh masyarakat Mataram kuno untuk mengantisipasi longsoran.
     Talud kuno yang ditemukan di area pemujaan dan diantara talud kuno di Liyangan diduga kuat saluran atau irigasi air kuno .Talud kuno sebagaimana dilansir Suara Merdeka,com tertanggal 22 April 2016
diperkirakan adalah irigasi kuno   ini ditemukan tim Balai Arkeologi Yogyakarta berupa talud bolder lima tingkat.Talud pertama bagian bawah sejajar dengan rumah kemudian pada lapis kedua ada talud ganda dan setelah sela sekitar satu meter ada talud ganda lagi.Area di antara talud ganda itu posisinya lebih rendah seperti cekungan memanjang yang diduga sebagai jalan air .
      Saluran air kuno ditemukan diantara jalur talud ganda berukuran 30 centimeter kemudian didekat saluran air sebagaimana dilansir Tempo.com tertanggal 22 April 2016  ditemukan pecahan keramik didekat area utama   candi atau arah menuju komplek pemukiman kuno atau dibawah area lokasi petirtaan .Keramik yang di temukan di Liyangan barang elite yang digunakan masyarakat kalangan menengah ke atas untuk keperluan upacara keagamaan kemudian keramik ini buatan abad ke-9 dan ke-10 Masehi periode Dinasti Tang
       Situs Liyangan yang ditemukan dilereng Timur gunung Sindoro tepatnya di dusun Liyangan ,desa Purbosari ,kecamatan Ngadirejo sebagaimana dilansir Nationalgeographic.co.id tertanggal 1 Juli 2014 menjadi kompleks permukiman Mataram kuno terlengkap yang pernah ditemukan .Situs Liyangan ini  meliputi areal permukiman di bagian lereng paling bawah,areal peribadatan di bagian lereng tengah dan areal pertanian di bagian lereng paling atas .
      Penemuan ini menunjukkan jejak aktivitas keseharian masyarakat Mataram kuno dimasa lalu seperti : aktivitas peribadatan ,kegiatan - kegiatan pertanian hingga aktivitas keseharian masyarakat itu .Kisah sejarah masyarakat Mataram kuno selama ini hanya dilihat pada relief- relief yang terpahat dalam dinding-dinding di beberapa  candi disekitar Candi Prambanan  terletak lereng gunung Merapi yang wilayah candi ini berada sebagian daerah DI. Yogyakarta dan Jawa Tengah. seperti : candi Lumbung ,Bubrah,Sewu ,Plaosan,ZKalasan,Sari,Sojiwan,situs Ratu boko yang jaraknya berdekatan .
        Sekitar kawasan Prambanan  ini  dahulu diduga kawasan keagamaan ,politik,ekonomi kebudayaan sehingga diduga kawasan tersebut pusat kerajaan Medang atau Mataram kuno. Kisah sejarah masyarakat Mataram kuno yang dahulu hanya tampak dari deskripsi relief- relief candi .Kini terjawab sudah dan mendapat penjelasan secara kongkret di Liyangan .Situs Liyangan ini diduga kuat wilayahnya tidak hanya sekitar kawasan lereng timur gunung Sindoro ,tetapi meluas hingga diluar kawasan lereng Sindoro .
     Hal ini menjadi target pemerintah setempat selanjutnya dengan memperluas kegiatan penelitian dalam jangka menengah untuk mengungkap secara lengkap peradapan budaya Mataram  kuno di lereng gunung Sindoro sekaligus tata ruang situs Liyangan .Situs Liyangan selama ini yang telah di ekskavasi oleh Balai Arkeologi Yogyakarta baru sebagian kecil 6000 meter persegi lahan dari kompleks Liyangan yang luasnya bisa mencapai 5-6 hektar .
        Peradapan budaya masyarakat Mataram kuno selama ini masih terpendam ,tersembunyi dan tertimbun dilereng gunung Sindoro secara bertahap mulai terungkap sejak ditemukan situs Liyangan di dusun Liyangan,desa Purbosari ,kecamatan Ngadirejo,Temanggung .Penemuan situs Liyangan makin memperkuat hipotesis kawasan pegunungan Merapi,Sumbing,Sindoro dan Dieng menjadi poros berkembangnya pemukiman Mataram kuno.
     
       

Belum ada Komentar untuk "Peradapan Mataram kuno di Lereng Gunung Sindoro"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel