Tradisi Suku Dayak Lundayeh dalam Bertani


Diketahui Suku Dayak Lundayeh adalah penduduk asli yang tinggal dipedalaman Kalimantan Utara .Suku dayak Lundayeh yang ada di Kecamatan Krayan umumnya menempati wilayah dipedalaman hingga wilayah perbatasan negara Malaysia

Pemukiman suku dayak Lundayeh umumnya berada diwilayah pegunungan  terutama wilayah Long Bawan kecamatan Krayan.Wilayah desa Long Bawan adalah salah satu wilayah yang langsung berbatasan dengan wilayah negara Malaysia
 
Sebagian besar bekerja sebagai petani

 Masyarakat suku Dayak Lundayeh  di  desa Long Bawan , kecamatan Krayan,Kabupaten Nunuk  dan,Kalimantan Utara sebagian besar mata pencahariannya sebagai  petani. 

Ladang berpindah

Sistem pertanian suku dayak Lundayeh masih tergantung pada alam  dalam arti tidak menetap disuatu wilayah tertentu atau dikenal dengan nama sistem ladang berpindah- pindah dari satu tempat ke tempat lain.

Suku dayak Lundayeh dalam bertani memiliki tradisi dengan membuka lahan  hutan.Lahan ini sebagian untuk dijadikan ladang pertanian ,perkebunan.Sebagian lahan juga dimanfaatkan sebagai pemukiman penduduk.

Masyarakat suku dayak Lundayeh tempat tinggalnya tidak menetap sering berpindah-pindah tempat dari tempat ke tempat lain .Suku dayak Lundayeh sering berpindah tempat dan hal ini terjadi mengingat mata pencaharian suku Lundayeh menggunakan sistem pertanian ladang berpindah.

Sistem ladang berpindah-pindah disebut  sistem bertani  gilir mudik. 

Sistem pertanian ladang berpindah-pindah  telah lama dilakukan  masyarakat suku Dayak Lundayeh secara turun-temurun sejak zaman dahulu yang kemudian disebut bertani sistem gilir mudik.

 Sistem pertanian ladang berpindah- pindah  telah mengakar kuat  dalam kehidupan masyarakat suku Dayak  Lundayaeh. Kini perkembangan sistem pertanian kian modern  .namun pola pikir masyarakat suku Lundayeh tentang pertanian ladang berpindah tak tergoyahkan oleh zaman .

Kearifan budaya lokal

Pertanian ladang berpindah adalah jenis pertanian yang menggunakan tehnik budaya lokal atau mengikuti budaya kearifan lokal.

Jenis pertanian ladang berpindah
terbilang unik mengingat dalam mengelola lahan pertanian tidak ada membajak sawa

 Kearifan lokal  suku dayak Lundayeh dalam bertani dapat dilihat dari  kebiasaan dan cara bertani lokal dan budidaya, bertani sekali dalam setahun atau musim panen. 

Sistem bertani suku Dayak Lundayeh yang berorientasi pada kearifan lokal telah menjadi tradisi masyarakat dayak lundayeh yang sampai saat ini masih dipertahankan dan diteruskan oleh regenerasi masyarakat suku dayak lundayeh.
    
  Pertanian suku Dayak Lundayeh yang berorientasi pada sistem kearifan lokal  .Dalam hal ini untuk  menghargai kebiasaan bertani yang diturunkan oleh nenek moyang atau leluhur mereka 

        Lahan pertanian ladang berpindah masyarakat suku dayak lundayeh sebagaimana dilansir Stepanusmawar.blogspot.com tertanggal 24 November 2016 dimulai dari pembersihan lahan dengan cara dibabat dengan sistem kerja gotong royong (felibal atau femalui). Kegiatan pembersihan lahan atau nepu lati geligan fulung gilir balik. Kegiatan gotong royong masyarakat dayak lundayeh baik kegiatan pembersihan lahan menugal, dan pemanena. Gotong royong  adalah cara kerja masyarakat suku dayak lundayeh sejak zaman dahulu hingga sampai saat ini.
      
       Kebiasaan adat masyarakat suku dayak Lundayeh dalam bertani ladang berpindah yakni gotong royong .Kegiatan gotong royong dalam bahasa setempat disebut Paleo  Nibu Pade dan kegiatan Paleo ini sering dilakukan dalam berbagai kegiatan yang berkaitan denganberusahatani.Kegiatan gotong royong Paleo sebagaimana dilansir Adanorganikllminds.blogspot.com tertanggal 12  Juni 2011 telah berlangsung lama kemudian kegiatan Paleo tersebut seseorang yang bergabung dalam suatu kelompok mengajak anggota kelompok lainnya untuk bersama-sama menggarap lahan pertanian anggota kelompok tersebut.Kegiatan Paleo ini menariknya bila lahan pertanian tersebut usai digarap ,maka mereka berpindah ke lahan milik anggota lainnya.
     
     Paleo Nibu Pade dalam bertani ladang berpindah dilakukan dalam kegiatan gotong royong  menanam padi.Kegiatan gotong royong menanam padi didahului oleh Paleo meledek yakni: kegiatan membersihkan sawah sebelum ditanami .Kegiatan Paleo meledek sebagaimana dilansir Adanorganikminds.blogspot.com tertanggal 12 Juni 2011 sawah dibersihkan dari gulma dan jerami bekas pertanaman yang lalu dengan  cara  bergotong royong .Selama proses pembersihan dari gulma benih padi disemaikan kemudian sebelum disemaikan benih padi tersebut dibawa ke gereja untuk diberkati agar hasil panen meningkat serta pertanaman aman dari gangguan hama/ penyakit tanaman lainnya.Acara pemberkatan benih padi ini disebut Pade Fra
       
        Sistem pertanian suku dayak Lundayeh di Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan memang menarik betapa tidak proses persiapan lahan hingga panen padi diwarnai berbagai upacara adat khas dayak Lundayeh salah satunya acara Ngelabo labo atau gropyokan hama tikus.Acara gropyokan hama tikus atau Ngelabo Labo sebagaimana dilansir Adanorganikminds.blogspot.com tertanggal 12 Juni 2011 biasanya dilakukan sebelum penanaman padi.
      
       Hama tanaman padi selain tikus yakni burung yang juga biasa merusak tanaman padi dan burung keruak ini juga sering merusak tanaman padi .Cara yang dilakukan masyarakat suku dayak Lundayeh dalam mengatasi hama burung keruak dengan mengadakan acara Ngelabo Keruak. 

Penanaman padi atau Guan Fade

Pasca membasmi berbagai hama tikus dan burung petani  suku dayak melakukan kegiatan penanaman padi atau dinamakan guan fade.

Penanaman atau guan Fade adalah proses penanaman padi ladang berpindah suku dayak lundayeh. Sistem penanaman padi ladang berpindah sedikit berbeda dengan proses penanaman padi sawah atau  nibu fade bangbaa.

 Padi gunung tidak memerlukan perairan penyemaian benih atau membuat pembibitan, melainkan langsung ditanam dengan teknik Menugal (guan ) pada lahan yang sudah bersih. 
Penanaman dengan cara menugal adalah cara budidaya tanaman padi ladang berpindah pada umumnya. Selain jenis bibit padinya sedikit berbeda dengan padi sawah dan masa pertumbuhannyapun lebih lama karena berbeda varetas padi sawah IR 64 Padi TOTO dan Padi GOGO atau Ciherang yang biasanya dibudidayakan di persawahan.

  Pestisida alami 

Pasca mengadakan kegiatan penanaman padi . Selanjutnya melakukan pembasmian hama tanaman padi dengan menggunakan pestisida .Pestisida yang digunakan Petani suku Lundayeh adalah pestisida alami tanpa campuran zat kimia .

Petani Lundayeh  cukup mengenal dan memahami tentang penggunaan pestisida alami atau yang diistilakan pestisida nabati.Sebelum masyarakat dayak lundayeh mengenal adanya pestisida yang sifatnya kimia. 

Masyarakat dayak lundayeh lebih memahami tentang tumbuhan-tumbuhan hutan yang dapat digunakan untuk membuat pestisida alami atau pestisida nabati.

 Buah tebuled buah tanaman ini digunakan oleh masyarakat suku dayak lundayeh ketika tanaman padi ladang terserang penyakit atau hama ulat pengerek umbut padi. 

Adapun teknik pengendaliannya mengunakan buah tebuled ini dengan cara menyebarkan biji buah tersebut ke lahan padi ladang yang terserang hama ulat tersebut. 

Selain buah tebuled ada jugan tube buaye tanaman ini sejenis katus dan tumbuh dihutan tanpa dibudi dayakan. Tumbuhan ini memiliki umbi dan umbi dari tube buaye inilah yang dijadikan bahan insektisida alami untuk pengendalian ulat. 

Tidak mengenal pemupukan

Pemupukan Sistem ladang berpindah tidak dilakukan pemupukan mengingat masyarakat dayak lundayeh pada zaman dahulu tidak mengenal adanya pupuk atau pemupukan. Sehingga sampai sekarangpun masyarakat dayak lundayeh tidak melakukan pemupukan untuk jenis atau sistem pertanian ladang berpindah.

Panen tiba gelar acara Ngerupen

  Ketika waktu panen tiba petani Lundayeh mengadakan acara Ngerupen .Acara Ngerupen mirip dengan acara Paleo Nibu Pade yakni kegiatan gotong royong yang melibatkan petani lainnya untuk memanen padi .

Kegiatan Ngerupen dilakukan secara bergantian menanen padi di sawah.Kegiatan Ngerupen ini disertai dengan pemotongan ternak kerbau atau babi bertujuan sebagai wujud syukur atas keberhasilan menuai padi.Dalam kegiatan ini tidak lupa memberi makan petani yang telah membantu memanen padi.

Hasil panen di simpan dalam Lepo padi

 Hasil panen padi  kemudian disimpan ke gudang .Setiap rumah tangga masyarakat suku dayak Lundayeh memiliki gudang penyimpanan padi biasa disebut Lepo padi atau lumbung padi.

  Lumbung padi ini sebagai gudang bulognya suku dayak Lundayeh di Long Bawan,Kecamatan Krayan .Lepo padi didirikan sebagai upaya membangun ketahanan pangan .

Lepo padi sebagai tempat  penyimpanan stok padi dalam jangka waktu 1 tahun.Padi yang disimpan di Lepo padi dipercaya bisa bertahan baik kualitas maupun kuantitasnya. 
Lepo padi pada masa lampau bagi masyarakat Lundayeh sebagai salah satu syarat ukuran status sosial suku dayak Lundayeh .Makin besar ,banyak isi Lepo padinya maka makin tinggi status sosialnya. 
      

Belum ada Komentar untuk "Tradisi Suku Dayak Lundayeh dalam Bertani "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel