Dayak Lundayeh,Etnis Tertua Dari Kalimantan Utara yang Sempat Hilang
Suku Dayak Lundayeh adalah salah satu penduduk asli pulau Kalimantan yang tinggal di kecamatan Krayan,Kabupaten Nunukan ,Kalimantan utara.
Sebagian besar masyarakat suku Lundayeh menempati wilayah dipedalaman hingga wilayah perbatasan negara Malaysia . Mata pencaharian masyarakat suku Dayak lundayeh bertani/berladang menanam padi sawah tadah hujan hingga tanaman singkong .
Berburu binatang dihutan juga menjadi bagian dari mata pencaharian masyarakat suku Lundayeh .Beberapa mata pencaharian tersebut tidak lain dilakukan masyarakat etnis Lundayeh untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Asal usul etnis Lundayeh
Etnis Lundayeh telah ratusan tahun menempati utara pulau Kalimantan hingga perbatasan Malaysia .Tidak diketahui secara pasti sejak kapan wilayah ini dihuni oleh manusia .
Namun menurut sejarah orang- orang tua di Kayan diperkirakan manusia telah ada 300 ratus tahun yang lalu.
Berbicara asal usul etnis Lundayeh ada beberapa catatan sejarah yang membahas asal-usul Lundayeh.Salah satunya yang menyebut Lundayeh berasal China .
Hal ini berawal dari kedatangan penduduk Yunan yang mendarat di sebelah timur dan barat pulau Kalimantan .Kedatangan penduduk Yunan mengakibatkan masyarakat terdesaknya Melayu Tua ke pedalaman pulau Kalimantan
Sejak itulah mereka menyebar dan menempati utara pulau Kalimantan. Masyarakat Lundayeh sebagian besar menempati di daerah pedalaman atau pegunungan.Orang Kalimantan yang tinggal di daerah pedalaman dan pegunungan sering disebut orang Darat atau Daye atau Dayak
Sempat hilang dan kehilangan sejarah
Pada perkembangan selanjutnya Lundayeh di utara Kalimntan ini mengalami pasang surut ,bahkan mereka sempat kehilangan jati diri dan sejarah .Hal ini terjadi ,karena mereka sangat percaya pada hal ghaib atau animisme atau pemeluk animisme.
Masyarakat Lundayeh juga begitu memegang teguh terhadap tradisi dan budaya yang berasal dari nenek moyang .Mereka percaya pada kekuatan ghaib seperti menyembah benda-benda yang dianggap keramat.
Menariknya mereka untuk mempertahankan diri tidak segan melakoni perang dengan komunitas lain Kegiatan seperti inilah membuat mereka kehilangan jati diri dan sejarah.
Ajaran Kristen di Lundayeh
Pelan tapi pasti masyarakat Lundayeh menemukan jati diri dan sejarah.Setelah ajaran Kristen masuk ke wilayah Lundayeh lewat seorang misionaris berkebangsaan Amerika bernama Rev Presswood dan Fiolla Presswood.
Kedua misionaris dari Amerika datang ke Kalimantan utara untuk menyebarkan ajaran Kristen Awalnya kurang dan sulit membuang kebiasaan berbau animisme .Peran Presswood menyebarkan ajaran Kristen membuat mereka perlahan tapi pasti masyarakat Lundayeh meninggalkan kebiasaan berbau animisme.
Tidak hanya meninggalkan animisme. Ajaran Kristen tersebut membuat masyarakat Lundayeh mulai mengenal dan mengingat kembali budaya dan tradisi yang sempat hilang. Dari sinilah jati diri Lundayeh bangkit kembali.
Etnis Lundayeh di Desa Pulau Sapi
Potret kehidupan masyarakat Lundayeh yang sesungguhnya dapat di jumpai di Desa Pulau Sapi terletak di Kecamatan Mentarang Kabupaten Malinau ,Kalimantan Utara.
Ketika berkunjung di desa ini dijumpai deretan rumah khas Lundayeh dicat berwarna warni bermotif tempayan dan buaya.Setidaknya ada 400 buah rumah khas Lundayeh yang ada di Desa Pulau Sapi .
Berkunjung Desa Pulau Sapi melihat dari dekat cirikhas yang dimiliki etnis Lundayeh.Deretan rumah bermotif warna-warni inilah yang kemudian menjadi identitas etnis Lundayeh dan membedakan dengan etnis lain.
Buaya simbol Lundayeh
Identitas Lundayeh di Desa Pulau Sapi yang tidak kalah dengan etnis lain yaitu patung buaya .Patung buaya selalu dikaitkan Lundayeh ,karena buaya dipandang memiliki sifat yang tenang,berani dan mampu mencapai apa yang diinginkan .Sifat buaya seperti inilah yang menjadi karakter etnis Lundayeh hingga sekarang .
Belum ada Komentar untuk " Dayak Lundayeh,Etnis Tertua Dari Kalimantan Utara yang Sempat Hilang "
Posting Komentar